Rp0

No products in the cart.

Part Of Makna Wedding & Event Planner

office@maknawedding.id

+62 821 8595 6738

Rp0

No products in the cart.

Aesan Gede, Pakaian Pengantin Adat Palembang Penuh Kemewahan

More articles

Di era sekarang pakaian pengantin yang kita jumpai memiliki beragam macam bentuk untuk mengikuti tren masa kini. Tidak jarang juga kita jumpai pakaian pengantin adat banyak yang berinovasi dengan merubah sedikit design agar tampak lebih modern, namun tanpa kehilangan makna dari pakaian adat itu sendiri.

Ada berbagai macam pakaian adat pengantin di Indonesia, salah satu nya adalah pakaian pengantin adat Palembang atau yang disebut dengan Aesan Gede. Aesan artinya hiasan dan gede berarti pembesar. Jadi, Aesan Gede adalah pakaian hiasan pembesar Palembang.

Pakaian pengantin adat sumatera selatan ini didominasi dengan warna merah dan emas. Warna emas berasal dari benang emas yang di tenun dengan kain songket. Unsur keemasan dan gemerlap kemewahan pada pakaian adat satu ini sebagai gambaran atau citra orang sumatera selatan di masa lalu yang dikenal dengan swarnadipa atau pulau emas.

Untuk Sahabat Makna yang akan melangsungkan pernikahan dengan menggunakan adat Palembang, yuk kenalin aksesoris-aksesoris apa saja yang ada pada pakaian adat satu ini, Simak artikel berikut ya!

Terate

Terate adalah hiasan yang digunakan oleh pengantin laki-laki dan perempuan pada pakaian adat palembang menutupi bagian pundak sampai ke bagian dada. Hiasan ini menggambarkan kemegahan dan kesucian, kesabaran. Biasanya pada hiasan ini ditambahkan bunga melati yang menjuntai di depan dada.

Kesuhan

Kesuhan adalah mahkota yang dikenakanoleh pengantin laki-laki dan perempuan. Kesuhan pada laki-laki berarti sifat berani yang akan menjadi kepala keluarga. Sementara, kesuhan pada wanita berarti sifat keibuan, kelembutan dan punya rasa kekeluargaan.

Mahkota pengantin adat Palembang ini memiliki berat hingga tiga kilogram yang melambangkan keagungan Raja Sriwijaya pada masanya.

Kalung Tapak Jajo

Kalung Tapak Jajo atau Kebo Munggah adalah aksesoris yang akan dikenakan oleh pengantin pria dan wanita jika menggunakan adat Palembang. Hiasan ini berupa kalung yang berbentuk lempengan dan bersusun tiga. Biasanya kalung ini terbuat dari emas asli 24 karat dengan memiliki makna filosofi yaitu kesuburan dan dianggap sebagai penolak hal-hal jahat.

Pending

Pending adalah nama dari ikat pinggang yang dikenakan oleh pengantin dengan busana adat Palembang. Ikat pinggang ini berbentuk lempengan yang berasal dari emas asli. Makna dalam hiasan ini adalah bahwa pria dan wanita siap untuk menjalani kehidupan setelah menikah.

Gelang palak ulo

Gelang palak ulo adalah gelang yang dipakai oleh pengantin wanita pada bagian lengannya. Ksesoris satu ini memiliki bentuk menyerupai ular naga dengan sisik dan berpulir. Makna yang terkadnung pada hiasan satu ini bahwa wanita adalah permaisuri yang harus diperhatikan.

Tebeng Malu

Tebeng malu adalah aksesoris penutup di bagian samping kepala berbentuk bola-bola warna warni yang dirangkai dan dipasang disamping telinga. Makna pada aksesoris satu ini bahwa manusia harus menjaga pandangannya. biasanya aksesoris ini dibuat juga dengan paduan bunga melati.

Ada banyak makna yang tersirat dari setiap aksesoris pakaian adat yang dimana untuk sebagai doa kepada sang pemakai sekaligus menggambarkan citra dari adat itu sendiri. Nah, sekarang Sahabat Makna selain bisa memimilih menggunakan pakaian adat satu ini, kamu juga sudah memahami makna dan juga asal usul dari filosofi setiap aksesoris dari pakaian adat Palembang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest